Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Mungkin

Mungkin gurun dapat menjawab kekeringan hati ini, Mungkin kutub akan mengerti arti dinginnya hati, Mungkin juga api mengerti, mudah tersulutnya kita oleh dengki, Kita terlalu lama dibungkam kawan, Bungkam oleh ketakutan ketakutan kemungkinan, Kita terlalu lama memendam luka kawan, Luka dalam tak terkatakan Tapi luka apa? Darimana? Tak tahu juga aku menjawabnya, Mungkin, aku sendirilah penyebabnya, Lagi-lagi kemungkinan  Pagi rasa malam, 11 Februari 2016

Sholat

Sholat, Jika boleh aku mengibaratkan, Kau adalah gadis cantik dengan gerakan lemah gemulai, Suara lembut berisi do'a-do'a dan pujian. Jika boleh aku mengibaratkan, Kau adalah bintang-bintang yang berpendar dalam gelapnya hati-hati manusia, Memancarkan cahaya ditengah kekusaman hati-hati kami. Sholat, apakah kau hanya jadi rutinitas kami, Lima kali sehari, tujuh belas raka'at. Sholat, sedih, jika demikian adanya. Sholat, senang rasanya tau bahwa kau akan jadi teman kami di Akhirat nanti, menjadi jawaban pertama dari pertanyaan-pertanyaan Tuhan. Dodik Dermawan, Yogyakarta, Hujan lagi 5 Februari 2016.

Jauh Darinya

Saat hujan, yang paling dekat adalah air. yang paling jauh jugalah air. Tanpa kita sadar, dia telah jatuh dari tempat yang tinggi. Mungkin kita lupa akan proses cinta itu. Laksana hujan, siklus air, terangkat, bereaksi, menyatu, membesar jatuh, mengalir, memanas, dan terangkat lagi Dodik Dermawan, Hujan di Yogyakarta 1 Februari 2016

Peluang Strategis Asosiasi Petani

‘’Semakin dekat pekerjaan itu dekat dengan tanah, semakin kurang berkelaslah pekerjaan itu minke” kata Ibu minke dalam Novel Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya. Dan tentu kita sepakat jika petani, adalah profesi yang sangat dekat dengan bahan hasil pelapukan batuan dan materi organik ini (tanah). Petani dipandang dari sisi historisnya telah menjadi kemampuan muthakhir dalam perkembangan umat manusia yang awalnya berpindah-pindah dan hanya berburu, lalu berkembang menjadi bercocok tanam, memproduksi sumber makanan melalui pertanian. Sudah barang tentu ini merupakan kelakuan sadar manusia jika alam tidak mampu lagi menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebuuhan populasi manusia yang semakin meningkat, jika tidak melakukan suatu proses produksi. Pada tahun 1980 Robert Maltus mencentuskan ‘Revolusi Hijau’ yang diartikan sebagai peningkatan produksi pertanian semaksimalnya dan menekan pertumbuhan penduduk seminimalnya. Di Indonesia pada khususnya melalui Presiden Soeharto mencanangkan p