Berawal pada tahun 1931, Artur
Fox seorang ahli kimia menuangkan PTC dalam botol. Uap dari botol itu, untuk
beberapa orang terasa pahit tetapi bagi sebagian yang lain tidak. Berdasarkan
genetika, menjelaskan penyebab fenomena ini adalah gen tunggal yang mengkode
reseptor pahit. Disebut PTC gen atau TAS2R38.
Phenylthiocarbomide (PTC)
merupakan senyawa untuk mengetahui kapasitas sensor perasa pada lidah. Dari suatu
hasil penelitian diketahui 70% kaukasian merupakan tester dan 30% merupakan
non-tester. Tester merupakan orang yang mampu merasakan pahit PTC sedangkan
non-tester merupakan orang yang tidak bisa merasakan pahit PTC (Dumont, 2010).
Struktur PTC digambarkan dibawah
ini,
Adanya PTC gen pada lidah akan
mempengaruhi pemilihan makanan, status gizi atau metabolisme tiroid. Mungkin
sebagian orang beranggapan kalau Brokoli (Brassica
oleracea) terlalu
pahit untuk dikonsumsi sedangkan yang lain beranggapan brokoli tidak pahit.
Sifat merasakan pahit PTC ini
merupakan sebuah contoh sifat mendel sederhana yaitu satu gen dominan dalam dua
alel. Penemuan terbaru menemukan adanya lokus besar pada kromosom 5p15 dan
lokus tambahan pada kromosom 7.
Kemampuan merasakan pahit PTC
disebabkan adanya alel dominan “T” sedangkan alel resesif “t” menyebabkan tidak
merasakan pahit pada PTC. Parental ayah TT jika menikah dengan ibu tt akan
menghasilkan keturunan Tt. TT merupakan tester, tt non-tester, dan Tt tester.
Gen PTC tidak menjadi penyebab
sepenuhnya dalam merasakn pahit. Tetapi terdapat faktor-faktor lain misalnya
kebiasan makan dan minum. Makanan minuman panas dan pedas menyebabkan
kesensitivan lidah berkurang.
Dari studi ini diketahui bahwa
orang tester berkemungkinan untuk jadi perokok kecil, karena tembakau akan
terasa pahit.
Kamu tester atau non tester? Coba makan brokoli :D
Referensi:
Dumont, F. 2010. A history of
personality psycology. Cambridge university press. New York. P: 145
Tai, E.S, and Gillies P.J. 2005.
Nutrigenomic-opportunities in asia. Acid-Free paper. Singapore. P: 177-179
Comments
Post a Comment