Skip to main content

Kita dan Kupu-kupu

Hikmah, pelajaran bisa datang diari berbagai sumber. Hal-hal yang menurunurut kita menajubkan maupun hal kecil disekitar kita bisa saja jadi inspirasi. Dari siklus hidup kupu2 kia bisa mngeambil banyak pelajaran. Kupu-kupu merup merupakan bagian dari ordo Lepidoptera, memiliki famili seperti pPieridae, Nymphalidae, papilionidae, dan be lainnya.
Kupu-kupu memiliki metamorphosis sempurna atau disebutjuga holometabola. Siklus kehidupannya meliputi telur, larva (ulat), pupa (kepompong) dan imago. Dari siklus itu kkita bisa mengambil pelajaran dalam hal pendidikan.
1. Saat peletakan telur kupu-kupu mwlwtakkannya tidak sembarangan, diletakkan pada tanaman yang memang sesuai dengan amkanannya, memiliki lokasi yang aman dan terjaga dari kerusakan telur akibat lingkungan luar bisa berasal dari cahaya, panas maupun dari predator.. Begitupun dalam memilih cara dan tempat mendididk anak atuapun untuk pendidikan diri sendiri. Kita harus memilih tempat tersesuai untuk anak maupun diri kita. Sesuai gurunya, sesuai tempatnya sesuai metodenya. Jika salah, konskuensinya tentu akan rusanya telur tersebut. Bisa cacat dan gagal melanjutkan fase berikutnya.
2. Saat telur menetas jadilah larva berupa ulat dengan tungkai tipe poliupoda.Ulat ini akan begitu aktif memakan, mengambil energi sebanyak-banyaknya dari lingkungan. Sampai-sampai menjadi hama bagi tanaman budidaya. Dapat kita tarik garis linier pada kehidupan kita. Saat muda kita lupa belajar sebanyak-banyaknya dari luar diri kita dari berbagai sumber. Kita sering lupa untuk berlaku Open mind. Membuka hati dan fikiran untuk dapat menerima pendapat orang lain. Kita terlanjur erikat pada confort zone. Saat muda kita sering lalai, ambil ilmu seadaanya, berusaha sekedarnya. Idealnya, saat muda adalah saat kita menimba ilmu sebanyak-banyaknya, membekali diri mempersiapkan masa depan. Bisa jadi banyak orang mencibir proses belajar kita. Seperti ulat yang dikatkan sebagai hama. Tapi kita belum tau hasilnya begitupun mereka, maka teruslah belajar, banyak dan tepat.
3. Setelah fase larva sampailah pada fase pupa, fase dimana ulat berdiam dan merombak susunan dirinya. Menjadi pribadi baru. Sepertinya pupa itu berdiam dari luarnya. Tapi sejatinya pupa itu terus bergerak bergerak dari dalam. Kita kadangkala juga memerlukan waktu untuk berdiam, melakukan evaluasi dari hari yang lalu, bersiap melakukan perbbaikan kedepannya. Kita juga harus membuat keputusan-keputusan yang tidah ada ragu didalamnya.
4. dan fase terakhir yaitu imago.Pupa menjadi imago bukanlah hal yang mudah. Kupu-kupu yang akan terbang harus menerobos dinding kokoh kepompong. Berusaha sendiri. Fase imago adalah saat kupu-kupu menjadi penyerbuk tanaman dari yang satu keyang lainnya.  Begitupun kita, jika ingin berhasil kita harus percaya dan menghargai diri sendiri, berusaha keras berasal dari diri sendiri. Tidak mengharapakan uluran tangan dari orang lain. Tapi setelah kita mampu bergerak, setelah orang lain tahu kemampuan dan pribadi kita barulah kita dapat bekerjasama dengan orang lain. Ketika diri siap, maka siaplah untuk berkontribusi, siap untuk bermanfaat bagi orang lain. Saat kita telah selesai dengan diri sendiri, itulah saat kita mengambil peran. Memikul tanggung jawab untuk bermanfaat bagi orang lain.
5. fase imaggo bukanlah akhir. Fase imago haruslah menghasilkan keturunan, bertelur yang tidak hanya satu tapi sebanyak-banyaknya. Kembali lagi kita dapat mengambil hikmah dalam bagian ini. Bhawa ketika kita telah memperbaiki diri berhasil berkontribusi, mengkader, menghasilkan generasi yang lebih baik dari kita menjadi keharusan. Anak sendiri maupun anak yang lahir dari pemikiran dan tinspirasi kita. Maka tugas sebagai guru adalah tugas mulia yang seharusnya kita lakukan. Siapapun kita. Menjadi guru untuk kehidupan yang lebih baik adalah fitrah kita sebagai manusia.
Tentu 4 pelajaran ini tidaklah dilakukan sekali, tapi berulang ulang kali. Karena manusia haruslah belajar sepanjang hayat, mengevaluasi dan berdoa sebanyak-banyaknya, berusaha dan berkontribusi sekeras dan sebanyak mungkin. Serta mendididk menginspirasi seluas yang bisa kita lakukan.

Dodik Dermawan ditenggah hujan menderu 

Comments

Popular posts from this blog

Petualangan Baru

Duh, lama tidak menulis, hehe, ya kalau mau alasan karena laptop lama tepar hehe. Diselingi deru bunyi gesekan rel dan roda kereta, aku menghayal dan menyelam akan waktu yang lalu. Kalau disebutkan dengan kata-kata, banyak sekali yang bisa mewakili Jogja, apa? Rindu, Kenangan, Angkringan, Malioboro, Pantai, Kaliurang, Merapi, UGM, Pogung, Transjogja, JEC, Gramedia, Toga Mas, Jatabi, Sarang, Pantai, Sungai, Rumah?. Terlalu banyak untuk dituliskan, lebih karena aku tak ingin semakin dalam mengenangnya. Dan sekarang dititik ini, kembali berkaca. Manusia itu unik, ketika SMA ingin kuliah? Ah ditempat yang top lah. Ketika kuliah, ingin masa-masa SMA kembali, masa SMA emnag paling indah, dalihnya. Ketika kuliaaaah lamaaa pengen ndang lulus, selain karena kawan-kawannya dah pergi, tentu merasa juga tekanan dari rumah semakin tajam menghujam. Nak nda lulus. Lulus akhirnya menjadi kata yang begitu diidam-idamkan, lebih dari kata Nikah. Lulus, pengen kerja, iya dong, masa menggaggur mulu,...

Tentang SCCF Awards UGM 2013

Dodik Dermawan Pada hari sabtu kuturut ayah ke kota, eh salah. Pada hari sabtu tanggal 4 januari 2014 diadakan SCCF Awards 2013, bertempat di R.101 Fakultas Kedokteran Hewan. KSE sebagai salah satu anggota diundang untuk menghadirinya, yang diwakili oleh Ibu Ketua KSE Rega Virgiyana Agustin dan Bapak Sekretaris Dodik Dermawan. Dalam acara tersebut bertemakan tradional dengan latar panggung batik, dan yang paling inspiratif adalah konsumsi yang disediakan adalah pangan lokal, diantaranya tawonan(dari tepung beras bukan dari tawon...haha), dan lain sebagainya, serta minuman khas gunung kidul wedang Secang (mantap). Langkah kecil sebagai bukti cinta pangan lokal. Luar Biasa. Dalam acara ini sebelum acara inti ada juga pemaparan KPK (Kompeten Profesional Kontributif) yang merupakan dasar kaderisasi di Kelompok Studi se UGM oleh Mas Ari Akbar Devananta Sekjen SCCF 2013. Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang keilmuan KS perlu memiliki alur dan standar yang jelas untuk mutu ...

Catatan Akhir Masa Jabatan

Pasca rapat besar perdana “Kenapa kamu memilih masuk ke sini?” tanyanya yang penuh dengan rasa penasaran dan tendensitas. “Karena ingin meramaikan kak” jawabku polos. “disini udah ramai, lihat aja tuh” jawak kakak tadi ketus. “Biar makin ramai kak” jawabku. Moment wawancara bulan oktober tahun 2012 di meja kursi batu depan sarang KSE. Masih teringat dan terngiang dalam diri ini. Itu adalah fase-fase awal memasuki dunia organisasi di Kampus. Mengikuti kelompok studi, karena kekeluargaan, niat kontribusi, dan tentu niat belajar mengebu saat itu. Seolah itu adalah panggilan takdir, jalan yang harus aku tempuh. 2,5 tahun berproses, dan sampailah saat menjadi bagian yang lebih besar, amanah yang berat. Menjadi Ketua sebuah kelompok besar mahasiswa yang memiliki semangat belajar “Entomologi”. Semangat perbaruan, menjalani proses bersama selama 1 kepengurusan ini, dengan nama Entocolony. Saya percaya akan pentingnya Good Goverment Practice dalam mengelola lembaga, maka kami ...