Skip to main content

Pelantikan Imago dan Pupa KSE Biologi UGM

KSE. Pada kamis, 7 Oktober 2015 sekelompok mahasiswa terlihat memadati rerumputan swadaya yang sekarang menjadi salah satu sentral kegiatan mahasiswa terutama untuk berdiskusi, belajar, maupun rapat. Mahasiswa-mahasiswa tersebut menggunakan seragam dan berbagai atribut sejenis, corak khas hijau tua dan merah. Ya, Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Studi Entomologi lah yang sedang memadati Rerumputan Swadaya sore itu.
Anggota KSE berkumpul bukan tanpa maksud, Hari itu adalah pelantikan jenjang Imago dan Pupa. Dalam KSE terdapat 3 jenjang keilmuan, pertama yaitu larva untuk menyebut anggota baru yang baru dilantik dari Diklat Penetasan, tahun ini kabarnya terdapat 26 Mahasiswa Biologi angkatan 2015 dan 2014 yang mendaftar sebagai anggota baru.  Kedua yaitu Pupa, merupakan larva yang telah menerima serangkaian materi yang dicakup dalam KUINS (Kuliah Instar), dan dinyatakan lulus dalam ujian Pupasi. Dan tingkat keilmuan tertinggi adalah Imago yang merupakan anggota Pupa yang telah melalui pematerian dalam KOLONI, dan telah lulus dalam ujian Metamorfosis Akhir (MA).
Pada kamis lalu itu, KSE melantik 16 orang anggota yang menjadi Imago dan 15 orang anggota yang menjadi Pupa. Dalam pelatikan itu turut hadir pembina KSE, Bapak Dr. R.C. Hidayat Soesilohadi, M.Si yang memberikan sambutan sekaligus melakukan pelantikan. “Entomologi merupakan ilmu langka di Indonesia, baru sedikit ahlinya, maka ini menjadi peluang besar bagi kalian untuk berkecimpung dan berkarya disana. Selamat atas kenaikan tingkatnya” Ujar Kepala Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi UGM ini dalam sela-sela sambutanya.
Selain prosesi pelantikan, dilaksanakan juga pesta buah sebagai syukuran dan kegiatan keakraban diantara anggota KSE. “Proses belajar ini akan terus berlangsung, selamat atas pencapaianya, tetapi bukan berarti untuk berhenti belajar, malah sebaliknya, belajar dan mencari pengalamannya harus diperbanyak. Selamat berkontribusi dan menebar manfaat” Ucap Dodik Dermawan selaku Ketua Kelompok Studi Entomologi.


Comments

Popular posts from this blog

Petualangan Baru

Duh, lama tidak menulis, hehe, ya kalau mau alasan karena laptop lama tepar hehe. Diselingi deru bunyi gesekan rel dan roda kereta, aku menghayal dan menyelam akan waktu yang lalu. Kalau disebutkan dengan kata-kata, banyak sekali yang bisa mewakili Jogja, apa? Rindu, Kenangan, Angkringan, Malioboro, Pantai, Kaliurang, Merapi, UGM, Pogung, Transjogja, JEC, Gramedia, Toga Mas, Jatabi, Sarang, Pantai, Sungai, Rumah?. Terlalu banyak untuk dituliskan, lebih karena aku tak ingin semakin dalam mengenangnya. Dan sekarang dititik ini, kembali berkaca. Manusia itu unik, ketika SMA ingin kuliah? Ah ditempat yang top lah. Ketika kuliah, ingin masa-masa SMA kembali, masa SMA emnag paling indah, dalihnya. Ketika kuliaaaah lamaaa pengen ndang lulus, selain karena kawan-kawannya dah pergi, tentu merasa juga tekanan dari rumah semakin tajam menghujam. Nak nda lulus. Lulus akhirnya menjadi kata yang begitu diidam-idamkan, lebih dari kata Nikah. Lulus, pengen kerja, iya dong, masa menggaggur mulu,...

Peluang Strategis Asosiasi Petani

‘’Semakin dekat pekerjaan itu dekat dengan tanah, semakin kurang berkelaslah pekerjaan itu minke” kata Ibu minke dalam Novel Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya. Dan tentu kita sepakat jika petani, adalah profesi yang sangat dekat dengan bahan hasil pelapukan batuan dan materi organik ini (tanah). Petani dipandang dari sisi historisnya telah menjadi kemampuan muthakhir dalam perkembangan umat manusia yang awalnya berpindah-pindah dan hanya berburu, lalu berkembang menjadi bercocok tanam, memproduksi sumber makanan melalui pertanian. Sudah barang tentu ini merupakan kelakuan sadar manusia jika alam tidak mampu lagi menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebuuhan populasi manusia yang semakin meningkat, jika tidak melakukan suatu proses produksi. Pada tahun 1980 Robert Maltus mencentuskan ‘Revolusi Hijau’ yang diartikan sebagai peningkatan produksi pertanian semaksimalnya dan menekan pertumbuhan penduduk seminimalnya. Di Indonesia pada khususnya melalui Presiden Soeharto mencanangkan p...

Pa, Pulang

Ramadhan tentu saja menjadi oase ditengah gurun 11 bulan duniawi. Tentu saja, rahmat, taufiq, hidayah, ampunan berlimpah dan di’diskon’ kepada siapa-siapa yang mau. Kalau diskon baju saja pada berebut, kenapa ini tidak. Sungguh sayang tentunya kan?. Bebicara tentang baju diskon, tentu tak lepas dari baju baru, akrab juga dengan ‘pelengkap’ ketika Lebaran, puncak dan perayaan setelah ramadhan penuh perjuangan (paling tidak seharusnya begitu). Hati baru yang telah dipermak selama masa pengeblengan bernama Ramadhan ini di’perkakas’kan berupa kebendaan serba baru, sebutlah baju, sepatu, sandal, sarung, kebaya, setelan seragam sekeluarga, bros, kerudung atau tetek bengek lainnya, kalau TIDAK, maka bukan lebaran namanya. Rasa-rasanya sentimen ini begitu melekat di benak kita, mungkin karena dari kecil kita sudah dididik, dicontohkan hal-hal kebendaan ini. Saya ingin mengatakan, tidak salah dengan barangbarang baru itu, jika darinya muncul kecintaan, muncul kebanggan akan sebuah ke...