Skip to main content

Startup Buat Apa?

Baru-baru ini saya cukup banyak membaca artikel mengenai startup. Yang terbaru saya membaca opini menarik dari Putri Izzati di ziliun.com dengan judul 'Bikin Startup Bukan Buat di-Invest' berbicara tentang tujuan sebuah startup berdiri dan dampaknya terhadap startup itu sendiri.
Dalam opini tersebut disampaikan jika sebuah startup itu bisa gagal ( dan memang kebanyakan seperti itu) karena banyak faktor. Tapi yg ditekankan penulis adalah Karena gagal pada niat awalnya. Kegagalan karena niatnya untuk dapat invest, untuk keren-kerenan saja dilengkapi faktor lain seperti menajalankan startup tanpa riset dan kesombongan diri sehingga merasa semua bisa dilakukan sendiri.

Menanggapi opini yg diaampaikan, di sini saya bisa berkata startup adalah alat. Sebuah tool yg kita manfaatkan untuk memberikan kontribusi dan peran dimasyarakat. Layaknya alat dia memeliki komponen, aturan dan cara kerja, serta arah pengunaan alat itu sendiri.

Kali ini saya akan coba berpendapat tentang arah pengunaannya atau sebutlah itu niat awalnya sebagai tanggapan atas artikel diatas. Dari sini kita akan menjawab pertanyaan seperti 'Startup itu buat apa sih?'.

Kita sepakat Indonesia banyak masalah dan sekaligus memiliki potenai yang melimpah di sisi yang lain. Kita sepakat pula jika manusia diharap menjadi pribadi yg sholeh secara pribadi dan sosial. 2 kesepakatan tadi menjadikan kita sampai pada kalimat 'manusia Indonesia haruslah (harusnya) memberikan kontribusi sebaik-baiknya, seluas-luasnya dan menjadi solusi atas permasalahan bangsa'. Kemudian muncul pertanyaan. Gimana caranya. Maka muncul jawaban 'startup salah satutu caranya'.

'Kalau untuk bangun bangsa, harus ikhlas dong, gak boleh mikir profit?'

Menurut saya boleh.

'Mikirin investasi?'

Menurut saya juga boleh.

'Lah. Gimana toh?'

Boleh, tapi itu bukan sebagai orientasi atau tujuan Dari sebuah startup. Menurut saya profit, investasi, pemasukan itu semua adalah bumbu penyedap dalam startup, pelangkap yg akan membuat startup makin besar manfaatnya, luas jangkauannya dan bisa berkelanjutan.

'Lalu orientasinya apa dong?'

Ya tadi, kesepakatan kita. Menjadi solusi atas permasalahan di masyarakat'. Saya berdo'a dan berusaha semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang mengharap ridhoNya dan memiliki hati yang lurus dan ikhlas.

Dodik Dermawan
Tugas seleksi Innovative academy UGM

Comments

Popular posts from this blog

Pa, Pulang

Ramadhan tentu saja menjadi oase ditengah gurun 11 bulan duniawi. Tentu saja, rahmat, taufiq, hidayah, ampunan berlimpah dan di’diskon’ kepada siapa-siapa yang mau. Kalau diskon baju saja pada berebut, kenapa ini tidak. Sungguh sayang tentunya kan?. Bebicara tentang baju diskon, tentu tak lepas dari baju baru, akrab juga dengan ‘pelengkap’ ketika Lebaran, puncak dan perayaan setelah ramadhan penuh perjuangan (paling tidak seharusnya begitu). Hati baru yang telah dipermak selama masa pengeblengan bernama Ramadhan ini di’perkakas’kan berupa kebendaan serba baru, sebutlah baju, sepatu, sandal, sarung, kebaya, setelan seragam sekeluarga, bros, kerudung atau tetek bengek lainnya, kalau TIDAK, maka bukan lebaran namanya. Rasa-rasanya sentimen ini begitu melekat di benak kita, mungkin karena dari kecil kita sudah dididik, dicontohkan hal-hal kebendaan ini. Saya ingin mengatakan, tidak salah dengan barangbarang baru itu, jika darinya muncul kecintaan, muncul kebanggan akan sebuah ke...

Peluang Strategis Asosiasi Petani

‘’Semakin dekat pekerjaan itu dekat dengan tanah, semakin kurang berkelaslah pekerjaan itu minke” kata Ibu minke dalam Novel Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya. Dan tentu kita sepakat jika petani, adalah profesi yang sangat dekat dengan bahan hasil pelapukan batuan dan materi organik ini (tanah). Petani dipandang dari sisi historisnya telah menjadi kemampuan muthakhir dalam perkembangan umat manusia yang awalnya berpindah-pindah dan hanya berburu, lalu berkembang menjadi bercocok tanam, memproduksi sumber makanan melalui pertanian. Sudah barang tentu ini merupakan kelakuan sadar manusia jika alam tidak mampu lagi menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebuuhan populasi manusia yang semakin meningkat, jika tidak melakukan suatu proses produksi. Pada tahun 1980 Robert Maltus mencentuskan ‘Revolusi Hijau’ yang diartikan sebagai peningkatan produksi pertanian semaksimalnya dan menekan pertumbuhan penduduk seminimalnya. Di Indonesia pada khususnya melalui Presiden Soeharto mencanangkan p...

Petualangan Baru

Duh, lama tidak menulis, hehe, ya kalau mau alasan karena laptop lama tepar hehe. Diselingi deru bunyi gesekan rel dan roda kereta, aku menghayal dan menyelam akan waktu yang lalu. Kalau disebutkan dengan kata-kata, banyak sekali yang bisa mewakili Jogja, apa? Rindu, Kenangan, Angkringan, Malioboro, Pantai, Kaliurang, Merapi, UGM, Pogung, Transjogja, JEC, Gramedia, Toga Mas, Jatabi, Sarang, Pantai, Sungai, Rumah?. Terlalu banyak untuk dituliskan, lebih karena aku tak ingin semakin dalam mengenangnya. Dan sekarang dititik ini, kembali berkaca. Manusia itu unik, ketika SMA ingin kuliah? Ah ditempat yang top lah. Ketika kuliah, ingin masa-masa SMA kembali, masa SMA emnag paling indah, dalihnya. Ketika kuliaaaah lamaaa pengen ndang lulus, selain karena kawan-kawannya dah pergi, tentu merasa juga tekanan dari rumah semakin tajam menghujam. Nak nda lulus. Lulus akhirnya menjadi kata yang begitu diidam-idamkan, lebih dari kata Nikah. Lulus, pengen kerja, iya dong, masa menggaggur mulu,...