Sudah seharusnya dan sewajarnya pada masa post modern seperti sekarang kita merasakan masamasa pasca pendidikan, pendidikan formal khususnya. Karena pasca bangku sekolah sungguh banyak ladang ilmu yang masih perlu dicangkul, digali sari pati pelajarannya. Ilmuilmu praktis yang bisa langsung dipraktekkan dan seringkali langsung berdampak.
Selain itu, pasca sekolah juga menjadi ladang, bagi merekamereka untuk mencangkul dan menanam harapan, menumbuhkan semangat dan menuai hasilnya, yg tidak hanya sendirian menikmatinya, tapi untuk bersama.
Idealnya begitu.
Tapi setelah menapakinya, tenyata masih hutan belantara, ladang yg ideal belum ditemukan. Ada beberapa kemungkinan, kita terjebak dan tersesat tanpa pernah membuat ladang itu terwujud, atau kita terpaksa menumpang ladang orang, menjadi follower saja. Atau pilihan yg kebanyakan millenial menyukainya adalah menjadi orang yg membuka lahan sendiri. Tapi ini berat kawan. Tapi bukan mustahil.
Banyak sekali semak menyesatkan, lumpur penghakiman, begitu cepat dan kita tidak bisa mengantisipasinya jika tidak siap. Banyak hal yg muncul dan diluar kendali kita. Pernah suatu masa hingga menggigil ketakutan. Bayangan indah kontribusi pecah dan ambyar berbenturan tembok kenyataan. Apa aku masih terlalu rapuh? Mungkin. Aku belum bisa berenang dan nekat memasukinya.
bahasamu jadi banyak lumpur, lahan, semak, ladang dan hutan dod :D
ReplyDelete